Makam Kyai Maksum Tempuran

Makam Kyai Maksum Tempuran merupakan makam salah seorang Kyai ternama di Indonesia. Beliau sering dipanggil dengan nama Mbah Maksum. Letak makam tersebut ada di Dusun Punduh Kidul, Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Karena cukup tersohor, tak heran jika makam beliau tak pernah sepi dari peziarah. Para peziarah tersebut tak hanya berasal dari masyarakat sekitar melainkan dari penjuru kota yang ada di negeri ini, . Hampir tiap tahun, di kompleks pemakaman ini juga selalu diadakan pengajian umum. Dan tentu saja, jamaah selalu ramai berdatangan untuk ikut menyaksikan pengajian, sekaligus berziarah di makam tersebut.
Mbah Maksum sendiri merupakan ayahanda dari KH Ali Maksum yang berasal dari Krapyak, Yogyakarta. Nama asli beliau adalah Muhammadun. Menurut catatan sejarah, Mbah Maksum lahir pada tahun 1868 dari pasangan H. Ahmad dan Qosimah. Menurut silsilah keluarga dari sang Ayah, Mbah Maksum tercacat masih memiliki hubungan darah dengan Sultan Minangkabau bahkan bersambung hingga Rasulullah. Sejak kecil, Mbah Maksum sudah terbiasa menimba ilmu agama. Perjalanan keagamaannya dimulai semenjak beliau diserahkan oleh sang Ayah kepada Kyai Nawawi, Jepara. hampir seluruh hidup Mbah Maksum atau Kyai Maksum diperuntukkan untuk masyarakat luas, khususnya masyarakat kelas bawah, Perjalanan Kyai Maksum atau Mbah Maksum dalam menimba ilmu keagamaan tak hanya di sekitaran Lasem saja. Beliau menjelajah hingga ke Jepara, Kudus, Kajen, Sarang Rembang, Bangkalan, Solo, Termas hingga Makkah. Mbah Maksum juga sudah terbiasa hidup zuhud. Berbagai pekerjaan sudah beliau lakoni, seperti berdagang baju, dari salah satu tempat ketempat lainnya. Namun disela-sela kesibukannya tersebut, beliau masih menyempatkan untuk mengajar umat, dan selalu berkunjung ke Tebu ireng untuk mengaji di sana.
Gunung tidar, pakunya tanah jawa
Namun setelah syeikh subakir berhasil menaklukkan gunung tidar yang
pertama kali den
Gunung tidar yang berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut ini pun dalam legenda dikenal dengan pakunya pulau jawa dan memiliki sejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa indonesia. Menurut cerita yang ada konon gunung tidar tidak ada yang berani mendatangi kawasan ini karena tempat ini ditunggu oleh jin dan setan yang dipimpin oleh kyai semar namun bukan semar punokawan yang di maksud di cerita ini. Setiap ada orang yang berniat untuk tinggal di gunung tidar ini maka kyai semar akan mengutus anak buahnya yang berupa raksasa-raksasa untuk memangsanya.
mengalahkan jin penunggu gunung tidar maka keberadaan gunung tidar mulai banyak dikunjungi orang. Syeikh Subakir merupakan orang yang berasal dari Turki yang datang bersama syeikh Jangkung untuk menyebarkan agama islam. Sampai akhir hayatnya syeikh Subakir berada di gunung tidar, dan makamnya dapat kita jumpai di atas gunung tidar tersebut yang hingga saat ini sebagai tempat ziarah kubur menjelang bulan ramadhan tiba. Selain makam syeikh Subakir ada makam yang panjangnya 7 meter yang merupakan makam Kyai Sepanjang, Kyai Sepanjang merupakan tombak dari Syeikh Subakir untuk mengalahkan para Jin Gunung tidar.
Untuk mencapai puncak tidar tidak dibutuhkan waktu yang lama hanya sekitar 30 menit, dengan keberadaannya yang masih alami terdapat pohon pinus . Dipuncak gunung tidar terdapat lapangan yang luas dan ditengah lapangan tersebut terdapat Tugu dengan simbol So dalam huruf jawa dalam tiga sisinya dan menurut juru kunci hal itu berarti Sopo Salah Seleh atau begitulah sedikit gambaran dari juru kunci Gunung tidar trsebut, kurang lebihnya begitu . Tugu inilah yang disebut sebagai pakunya tanah jawa yang membuat keberadaan tanah jawa tetap tenang dan aman. berikut kisah syeikh subakir
Gunung tidar yang berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut ini pun dalam legenda dikenal dengan pakunya pulau jawa dan memiliki sejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa indonesia. Menurut cerita yang ada konon gunung tidar tidak ada yang berani mendatangi kawasan ini karena tempat ini ditunggu oleh jin dan setan yang dipimpin oleh kyai semar namun bukan semar punokawan yang di maksud di cerita ini. Setiap ada orang yang berniat untuk tinggal di gunung tidar ini maka kyai semar akan mengutus anak buahnya yang berupa raksasa-raksasa untuk memangsanya.
mengalahkan jin penunggu gunung tidar maka keberadaan gunung tidar mulai banyak dikunjungi orang. Syeikh Subakir merupakan orang yang berasal dari Turki yang datang bersama syeikh Jangkung untuk menyebarkan agama islam. Sampai akhir hayatnya syeikh Subakir berada di gunung tidar, dan makamnya dapat kita jumpai di atas gunung tidar tersebut yang hingga saat ini sebagai tempat ziarah kubur menjelang bulan ramadhan tiba. Selain makam syeikh Subakir ada makam yang panjangnya 7 meter yang merupakan makam Kyai Sepanjang, Kyai Sepanjang merupakan tombak dari Syeikh Subakir untuk mengalahkan para Jin Gunung tidar.
Untuk mencapai puncak tidar tidak dibutuhkan waktu yang lama hanya sekitar 30 menit, dengan keberadaannya yang masih alami terdapat pohon pinus . Dipuncak gunung tidar terdapat lapangan yang luas dan ditengah lapangan tersebut terdapat Tugu dengan simbol So dalam huruf jawa dalam tiga sisinya dan menurut juru kunci hal itu berarti Sopo Salah Seleh atau begitulah sedikit gambaran dari juru kunci Gunung tidar trsebut, kurang lebihnya begitu . Tugu inilah yang disebut sebagai pakunya tanah jawa yang membuat keberadaan tanah jawa tetap tenang dan aman. berikut kisah syeikh subakir
Di
Magelang terdapat sebuah bukit yang berada di tengah-tengah kota. Bukit
itu sangat terkenal karena menjadi salah satu tempat para taruna
AKABRI. Bahkan bukit itu menjadi salah satu ciri khas kota itu. Namanya
bukit Tidar, atau lebih dikenal sebagai Gunung Tidar. Konon Gunung Tidar
merupakan pusat atau titik tengah Pulau Jawa.
Syahdan, dahulu kala Tanah Jawa ini masih berupa hutan belantara yang
tiada seorangpun berani tinggal di sana. Sebagian besar wilayah Jawa ini
dahulu masih dikuasai
berbagai makhluk halus. Konon Tanah Jawa yang dikelilingi laut ini bak
perahu yang mudah oleng oleh ombak laut yang besar. Maka melihat itu
para dewata segera mencari cara untuk mengatasinya.
Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang
tidak pernah tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa
untuk tugas menenangkan pulau ini. Mereka membawa sejumlah bala tentara
menuju Pulau Jawa sebelah barat. Namun, tiba-tiba Pulau Jawa kembali
oleng dan berat sebelah karena para dewa dan bala tentara hanya
menempati wilayah barat. Agar seimbang, sebagian dikirim ke timur. Namun
usaha ini tetap gagal.
Melihat kenyataan itu maka para dewa sibuk mencari jalan pemecahan.
Setelah beberapa waktu berembug, maka didapatkanlah sebuah ide
cemerlang. Mau tak mau para dewa harus menciptakan sebuah paku raksasa,
dan paku itu akan ditancapkan di pusat Tanah Jawa, yaitu titik tengah
yang dapat menjadikan Pulau Jawa seimbang. Paku raksasa yang ditancapkan
itu konon dipercaya sebagian masyarakat sebagai Gunung Tidar. Dan
setelah paku raksasa itu ditancapkan, Pulau Jawa menjadi tenang dari
hantaman ombak.
Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, Gunung Tidar pada mulanya hanya
ditinggali oleh para jin dan setan yang konon dipimpin oleh salah satu
jin bernama Kyai Semar. Kyai Semar tidak sama dengan tokoh Semar dalam
dunia pewayangan. Kyai Semar yang menguasai Gunung Tidar ini konon jin
sakti yang terkenal seram. Setiap ada manusia yang mencoba untuk tinggal
di sekitar Gunung Tidar, maka tak segan Kyai Semar mengutus anak
buahnya yang berupa raksasa-raksasa dan genderuwo untuk memangsanya.
Alkisah, datanglah seorang manusia yang terkenal berani untuk mencoba
membuka wilayah Tidar untuk ditinggali. Kesatria berani ini berasal dari
tanah jauh. Konon ia berasal dari negeri Turki, bernama Syekh Bakir dan
ditemani Syekh Jangkung. Kedua syekh ini disertai juga oleh tujuh pasang
manusia, dengan harapan dapat mengembangkan masyarakat yang kelak
mendiami wilayah itu.
Mendengar kabar itu, Kyai Semar murka. Diseranglah mereka oleh anak buah
Kyai Semar, dan tiada seorangpun yang selamat kecuali Syekh Bakir yang
sakti, soleh, dan sabar. Setelah bertapa selama 40 hari 40 malam, ia
bertemu dengan kyai Semar.
“Hei, Ki Sanak, berani benar kau berada di wilayah kekuasaanku tanpa
permisi. Siapakah engkau dan apa mau mu berada di wilayah ini,” kata Kyai
Semar.
“Duh penguasa wilayah Tidar, ketahuilah olehmu bahwa namaku Syekh Bakir,
asalku dari negeri Turki nan jauh di sana. Adapun kedatanganku kemari
untuk membuka tempat dan aku akan tinggal di sini bersama saudara dan
sahabatku,” jawab Syekh Bakir dengan tenang.
“Adakah kau tahu bahwa daerah ini adalah daerah kekuasaanku? Siapapun
tak boleh tinggal di sini. Jika tiada peduli, maka aku akan mnegutus
anak buahku untuk menumpas kalian tanpa sisa.”
“Hai engkau yang mengaku sebagai penguasa Gunung Tidar, tidakkah kau
tahu bahwa tiada yang dapat melebihi kekuasaan Allah? Allah menciptakan
manusia untuk menjaga dan memelihara alam semesta ini, bukan untuk
menguasainya secara semena-mena,” kata Syekh Bakir.
“Hei manusia, sebelum kemarahanku memuncak, tinggalkan tempat ini!
Ketahuilah bahwa tempat ini sudah menjadi milikku, dan jangan mencoba
merampasnya.” Syekh Bakir terdiam.
Mendengar ancaman Kiai Semar, ia lalu mengalah. Tetapi bukan berarti ia
menyerah kalah. Tetapi sebaliknya Syekh Bakir hendak menyiapkan diri
lebih baik untuk mengalahkan Kyai Semar dan bala tentaranya.
Sesampai di negeri Turki, ia mengambil sebuah tombak sakti yang bernama kyai Panjang. Selain itu, ia pun menyiapkan lebih banyak lagi manusia
yang akan diajak serta untuk membuka tempat tinggal baru di Tidar.
Sesampainya kembali di Tidar, berpasang-pasang manusia yang diajak serta
oleh Syekh Bakir tinggal lebih dulu di daerah sebelah timur Gunung Tidar
yang sekarang dikenal dengan nama desa Turunan. Konon desa itu berasal
dari makna “turunan”. Ada yang mengatakan arti dari turunan itu adalah
keturunan, tetapi ada yang menganggapnya sebagai daerah pertama kali
sahabat-sahabat Syekh Bakir diturunkan dan tinggal di tempat itu untuk
sementara waktu.
Setelah itu Syekh Bakir berangkat sendiri ke puncak Gunung Tidar untuk
bersemadi. Tombak pusaka sakti Syekh Bakir ditancapkan tepat di puncak
Tidar sebagai penolak bala. Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa
panas yang bukan main bagi Kyai Semar dan wadyabalanya.
Merekapun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Kyai Semar
dan sebagian tentaranya melarikan diri ke timur dan konon hingga
sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian
masyarakat sebagai wilayah yang angker. Bahkan sebagian lagi anak buah
Kyai Semar ada yang melarikan diri ke alas Roban, bahkan ke Gunung
Srandil. Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan dimakamkan
di puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kyai Panjang.
Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan
para jin dan makhluk halus. Syekh Bakir pun akhirnya memboyong
sahabat-sahabatnya untuk membuka tempat tinggal baru di Gunung Tidar dan
sekitarnya
Syekh Subakir, sangat
berjasa dalam menumbali tanah Jawa, ”Dalam legenda yang beredar di Pulau
Jawa dikisahkan, Sudah beberapa kali utusan dari Negeri Arab, untuk
menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada
umumnya tapi telah gagal secara makro. Disebabkan orang-orang Jawa pada
waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Dengan tokoh-tokoh
gaibnya masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar Pulau Jawa. Para
ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang
sangat berat, meskipun berkembang tetapi hanya dalam lingkungan yang
kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Secara makro dapat dikatakan
gagal. Maka diutuslah Syekh Subakir untuk menyebarkan agama Islam dengan
membawa batu hitam yang dipasang oleh Syekh Subakir di seantero
Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di
gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu
hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk : Jin, setan dan
mahluk halus lainnya. Syekh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari
mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “ Walaupun kamu
sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di
tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu
wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata Jin, “Aku masih
dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang
imannya masih lemah”.
Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir
berasal dari Rum). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama
dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I
dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404,
mereka diantaranya:
1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat.|
Itulah sedikit cerita dari kami SEMERU TOUR & TRAVEL semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang islam dan para penyebarnya...
Itulah sedikit cerita dari kami SEMERU TOUR & TRAVEL semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang islam dan para penyebarnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar