“Walisongo” berarti sembilan orang wali”
Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang,
Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung
Jati.
Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain
mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan
guru-murid
Maulana Malik Ibrahim yang tertua. Sunan Ampel anak Maulana Malik Ibrahim.
Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu
Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan
Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan
Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat
para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal.
Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad
16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah
para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka
mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok
tanam, berdagang, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting
di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur
Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga
pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator
karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria
adalah pendamping sejati kaum jelata.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha
dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah
simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh
lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam
mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan
masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali”
ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Masing-masing tokoh tersebut
mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik
Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit;
Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan
Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat
dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.
1. Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di
Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Sejarah Tanah Jawi versi Meinsma
menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap
As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi
Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian
rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak,
ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku).
Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana
Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini
sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw.
Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga
belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua
putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali
Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri
itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan
keluarganya.
Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah
yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam
wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran
kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik.
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara
membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah.
Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati
masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk
mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri
tersebut masih kerabat istrinya.
Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia mendekati
masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi
pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu
tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.
Selesai membangun dan menata
pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim
wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.
2. Sunan Ampel
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Sejarah Tanah Jawi dan Silsilah
Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di
Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat
dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini
menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang)
Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443
M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka
singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh
ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri
dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit
beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya
itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi
penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25
kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut
membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk
muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk
menjadi Sultan Demak tahun 1475 M.
Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia
membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia mendekati masyarakat
sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentral
pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di
antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut
kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura.
Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya
memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan
ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh
maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum
minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.”
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di
sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.
3. Sunan Giri
Ia memiliki nama panggilan Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir
di Blambangan (sekarang kota Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka
Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang
oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke
laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (sejarah Tanah Jawi
versi Meinsma).
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana
Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua.
Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra
Pasai.
Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat
dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai.
Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa
Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia
dijuluki Sunan Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti
sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon
karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan
padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi
salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin
pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata.
Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu.
Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak
sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat
dalam Sejarah Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia
diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran
Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan
Amangkurat II pada Abad 18.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke
berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa
Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua
sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih.
Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya
seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan
cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending
Asmaradana dan Pucung -lagu bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
4. Sunan Bonang
Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama
kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang
perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke
berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul.
Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada
budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali
–yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk
teguh-menunjuknya.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus.
Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan
jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan
tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo
Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi
simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat
Al Baqarah
yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional
Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya
secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya.
Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa
kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana
ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut
bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan
Adipati Jipang, Arya Penangsang.
5. Sunan Kalijaga
Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir
sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban
-keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya
Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama
panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden
Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang
disandangnya.
Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di
Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat
dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini
untuk berendam (‘kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang
menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk
statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan
demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478),
Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang
yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan
Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon
dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu
dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya,
Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan
sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan
sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan
menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap:
mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah
dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia
menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana
dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang
Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton,
alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan
Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk
Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura,
Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga
dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.
6. Sunan Gunung Jati
Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati.
Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’
Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat
Nabi Sulaeman. (Sejarah Cirebon Naskah Klayan hal.xxii).
Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung
Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar
tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden
Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda,
pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina.
Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama
Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan
Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan
Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati.
Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang
memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra
Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman
Pasundan atau Priangan.
Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia
juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang
menghubungkan antar wilayah.
Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan
perjalana ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela
penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan
Banten.
Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya
menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada
tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu
Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15
kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.
7. Sunan Drajat
Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara
dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini
lahir pada tahun 1470 M. Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya
untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun
Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan
Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem
Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan.
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya:
langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara
penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria.
Terutama seni suluk. Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah
suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri
pakaian pada yang telanjang’.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di
pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir
miskin.
8. Sunan Kudus
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik
Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah
salah seorang putra Sultan di Mesir yang berpergian hingga ke pulau Jawa. Di
Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang.
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berpergian ke
berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul.
Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada
budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali
–yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk
teguh-menunjuknya.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus.
Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan
jalan Budha. Sebuah wujud persetujuan yang dilakukan Sunan Kudus.
Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan
tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo
Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi
simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat
Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat
tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.
Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya
secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya.
Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa
kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana
ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut
bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan
Adipati Jipang, Arya Penangsang.
9. Sunan Muria
Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana
Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria
diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke
utara kota Kudus
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda
dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan
jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.
Bergaul dengan rakyat biasa, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan
bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal
di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu
memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya
pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria
berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu
hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.
Mungkin itu sedikit cerita dari kami SEMERU TOUR & TRAVEL,semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang walisongo..terima kasih bagi anda yg menyempatkan untuk membaca blogger kami..
Sabtu, 13 Mei 2017
Rabu, 19 April 2017
AIR TERJUN SERI GETUK
Mau
pergi ke tempatnya para jin berkumpul sekaligus menikmati pemandangan
alam. Ada satu destinasi yang menarik di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Ya, nama destinasinya adalah Air Terjun Sri Gethuk,
dilihat dari namanya sih seperti percampuran antara nama wanita dengan makanan.
Eh ternyata bukan, nama air terjunnya itu ternyata terinspirasi
dari cerita legenda yang berkembang di wilayah air terjun.
konon dari legenda yang berkambang di sekitaran wilayah air Terjun, daerah itu merupakan tempat atau pusatnya para jin atau
makhluk halus berkumpul yang dipimpin oleh Jin yang bernama Anggo Menduro.
Tentu kita manusia tidak bisa melihatnya
kecuali mereka yang mempunyai keahlian khusus.
![]() |
Masih dalam cerita yang sama, di lokasi Slempret ini raja jin Anggo Mendoro menyimpan alat musiknya di beberapa tempat di antaranya di lokasi Mergangsan dan juga Srikethuk. Mergangsan ini berada di sebelah bawah lokasi Sungai Oyo, tempat tersebut disebut Mergangsan karena dipergunakan sebagai tempat menyimpan gongso atau gamelan. Dan Sri Kethuk yang berada di lokasi air terjun, di sebut Sri kethuk ini karena dipergunakan oleh Jin Anggo Menduro sebagai tempat penyimpanan salah satu instrumen gamelan dengan nama Kethuk. Hingga akhirnya menjelmalah nama air terjun itu menjadi demikian lah sedikit singka cerita tentang keberadaan sri getuk.kami mohon maaf bila mana ada cerita yang kurang pas dan tidak sempurna, karna sesunguh ya sempurna haya milik ( ALLOH,swt. semoga bermangwaat dan menambah pengetauan.terimakasih....
Minggu, 16 April 2017
AIR TERJUN BAYUMAS
Akan tetapi tahukah anda di Banyumas, Purwokerto ternyata ada air terjun
yang memakai nama yang sama dengan judul film yang dirilis tahun 2009
itu, namanya Curug Pengantin atau Air Terjun Pengantin. Air terjun ini
berlokasi di tengah hutan yang masih alami di Dusun Parduli, Desa
Kracak, Ajibarang, Banyumas.
Menuju lokasi Curug Pengantin Banyumas ini masih bisa terbilang
sepi dan sekitar 8 kilometer dari Kecamatan Ajibarang. Jalannya pun
menanjak dan belum diaspal. Kendati begitu, air di curug ini tak pernah
kering dan selalu mengalir airnya baik musim hujan maupun kemarau.
Kalau dilihat dari ketinggiannya, memang air terjunnya tidak setinggi air terjun lainnya di wilayah Indonesia dan hanya sekitar dua meter tingginya. Namun yang istimewa dari air terjun ini lantaran warga yang tinggal di sekitaran air terjun itu mempercayai apabila mandi di Curug Pengantin ini bisa untuk menolak bala atau kesialan. Selain itu,jika kita mandi di sini dapat mempercepat dapat jodoh.
Dan biasanya mereka yang mempercayai hal itu melakukan tirakat mandi di
Curug Pengantin ramai pada malam Jumat Kliwon antara jam dua belas malam
hingga jam dua dini hari. Bahkan untuk lebih memudahkan mandi, di
sebelah curug dibuat pancuran dari bambu. Keampuhan mandi disana pun
diperkuat oleh Sesepuh Desa Parduli yang mengatakan kepercayaan warga
akan keistimewaan Curug Pengantin untuk menolak bala dan mendatangkan
jodoh sudah turun-temurun sejak lama.
Selain bisa cepat dapat jodoh, khasiat mandi di Curug Pengantin ini juga dipercaya dapat menyelesaikan masalah. Kalau ada masalah dalam rumah tangga atau persoalan hidup lainnya, maka permasalahannya akan segera teratasi jika sudah melakukan tirakat disini.(bagi yang mempercayai)
Alkisah, kenapa air terjun ini dinamakan Curug Pengantin karena dulunya pada tahun 1960-an ada sepasang pengantin muda yang mandi di tempat tersebut. Namun entah kenapa kemudian keduanya menghilang atau musnah, tanpa diketahui kemana dan oleh sebab apa mereka berdua menghilang. Sejak kejadian itulah, warga yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi air terjun tersebut dinamai Curug Pengantin.
Kalau dilihat dari ketinggiannya, memang air terjunnya tidak setinggi air terjun lainnya di wilayah Indonesia dan hanya sekitar dua meter tingginya. Namun yang istimewa dari air terjun ini lantaran warga yang tinggal di sekitaran air terjun itu mempercayai apabila mandi di Curug Pengantin ini bisa untuk menolak bala atau kesialan. Selain itu,jika kita mandi di sini dapat mempercepat dapat jodoh.
![]() |
Selain bisa cepat dapat jodoh, khasiat mandi di Curug Pengantin ini juga dipercaya dapat menyelesaikan masalah. Kalau ada masalah dalam rumah tangga atau persoalan hidup lainnya, maka permasalahannya akan segera teratasi jika sudah melakukan tirakat disini.(bagi yang mempercayai)
Alkisah, kenapa air terjun ini dinamakan Curug Pengantin karena dulunya pada tahun 1960-an ada sepasang pengantin muda yang mandi di tempat tersebut. Namun entah kenapa kemudian keduanya menghilang atau musnah, tanpa diketahui kemana dan oleh sebab apa mereka berdua menghilang. Sejak kejadian itulah, warga yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi air terjun tersebut dinamai Curug Pengantin.
AIR TERJUN GROJOKAN SEWU
inilah air terjun grojokan sewu Tawang Mangu yang serupa tapi tidak sama dengan grojokan sewu yang berada di banyumas kenapa? Ya walaupun
keduanya sama-sama merupakan air terjun, keduanya mempunyai. Perbedaan bukanlah letak,
ketinggian, atau yang lainnya yang tentu saja berbeda, melainkan mitosnya.
Nah, mitos dari Air Terjun Gerojokan Sewu itu adalah “apabila sepasang kekasih datang ketempat ini untuk berpacaran lalu menyebrang melalui jembatan tersebut, maka hubungannya tidak akan lama atau mungkin akan putus dan tidak akan sampai di pelaminan”.
Sebenarnya ini hanyalah mitos, tapi terserah Anda mau mempercayainya atau tidak. Mitos ini sebenarnya sudah sangat terkenal di tanah jawa, bagi yang percaya mungkin akan menghindar untuk menjadikan air terjun tawangmangu yang berada di Karanganyar, Solo, Jawa Tengah ini sebagai tempat berpacaran. Namun bagi yang tidak percaya akan mitos ini banyak pula pasangan kekasih yang menjadikan tempat ini sebagai lokasi menjalin kasih bagi mereka.
![]() |
Tawangmangu, dengan Grojokan Sewunya dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sudah dikenal sebagai tempat wisata dari sejak masa kolonial Belanda.
12 tempat wisata di pekalongan
1. Pantai Pasir Kencana
Kota Pekalongan ini memiliki
beberapa obyek wisata pantai yang potensial untuk dijadikan sebagai
tempat wisata. Salah Satu Tempat Wisata Pantai yang terdapat di Kota
Pekalongan adalah Pantai Pasir Kencana. Pantai ini terletak tidak jauh
dari Kota Pekalongan, yaitu hanya berjarak sekitar 4 km dari pusat Kota
Pekalongan. Pantai Pasir Kencana terlihat cukup rapi karena terdapat
batu pembatas yang sudah dibangun. Di kompleks Pantai Pasir Kencana ini
juga dibuat miniatur seaword dimana didalamnya terdapat akuarium dan
koleksi biota laut.2. Pantai Slamaran
Pantai Slamaran terletak tidak jauh dari Pantai Pasir Kencana. Keduanya hanya dipisahkan oleh Pelabuhan. Pemandangan di Pantai Slamaran hampir mirip dengan di pantai Pasir Kencana karena di Pantai Slamaran juga terdapat pembatas ombak yang dibangun dari batu. Namun bedaannya di Pantai Slamaran tidak ada wisata bahari. Di Pantai Slamaran terdapat kepercayaan dari masyarakat tentang adanya "penunggu" Pantai yaitu Dewi Lanjar. Pada waktu-waktu tertentu anda mungkin akan menemukan pengunjung yang sedang melakukan ritual penghormatan kepada Dewi Lanjar ini.3. Pantai Depok
Wisata pantai selanjutnya di Pekalongan adalah Pantai Depok. Pantai Depok menawarkan pemandangan alam yang sangat eksotis berupa pantai yang masih alami dan di sekitarnya banyak ditmbuhi pohon nyiur. Ombak di Obyek wisata Pekalongan Pantai Depok ini sangat tenang sehingga cocok apabila digunakan berenang bersama di pantai. Pantai Depok terdapat di sebuah desa bernama Desa Depok, Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan.4. Pantai Wonokerto
Satu lagi pantai di Pekalongan yang layak untuk dikunjungi yaitu Pantai Wonokerto. Pantai Wonokerto memiliki keindahan tersendiri yaitu pemandangan sunset yang indah. Selain itu kawasan Pantai Wonokerto ini juga terdapat sebuah pelelangan ikan. Jadi jika anda beruntung anda dapat menemui banyak pedagang ikan yang menjajakan ikan hasil tangkapan langsung dari nelayan setempat. Pada saat-saat tertentu di Pantai ini diselenggarakan acara nyadran sebagai wujud rasa syukur para nelayan.5. Curug Muncar
Ada banyak sekali curug yang terdapat di Pulau jawa ini. Di Kabupaten Pekalongan terdapat Curug bernama Curug Muncar. Destinasi wisata Pekalongan Curug Muncar ini memiliki kesamaan nama dengan Curug Muncar yang terdapat di Purworejo. Curug Muncar di Pekalongan terdapat di ketinggian 1.249 mdpl dimana di sekitarnya terdapat pemandangan yang snagat eksotis lereng Gunung Rogojembangan. Lokasi Curug Muncar ini tepatnya adalah di Desa Curug Muncar, Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan.6. Curug Bajing
Tak jauh dari Curug Muncar, masih di Kecamatan Petungkriyono, terdapat obyek wisata lain berupa curug yaitu Curug Bajing. tepatnya berada di Desa Tlogopakis. Curug Bajing ini berada di ketinggian 1300 mdpl. Ketinggian curug sendiri adalah sekitar 70 meter, limayan tinggi bukan ? Namun memang lokasi wisata di Pekalongan ini masih terbilang alami, belum banyak dilakukan pembangunan di wisata ini, sehingga pengunjung juga belum banyak yang berdatangan. Hanya pengunjung lokal dari Pekalongan sendiri yang berdatangan.7. Puncak Hanoman
Di Kabupaten Pekalongan terdapat sebuah Gunung yang bernama Gunung Kendalisodo. Gunung ini memiliki puncak bernama Punca Hanoman dengan ketinggian 1.697 mdpl. Memang tidak terlalu tinggi untuk ukuran gunung di Pulau Jawa, namun untuk mendaki Puncak Hanoman ini cukup menantang karena anda harus melewati jalur yang terjal. Setiba di Punca hanman anda dapat menikmati pemandangan yang indah dilengkapi dengan udara yang sejuk.8. Gunung Rogojembangan
Nah, bagi anda yang suka mendaki Gunung, selain Puncak Hanoman di Gunung Kendalisodo, anda juga dapat mendaki Gunung Rogojembangan. Pendakian Gunung Rogojembangan dapat dimulai dari Desa Gumelem Kecamatan Patungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Gunung Rogojembangan merupakan gunung yang terdapat di perbatasan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Banjarnegara dimana puncak tertingginya mencapai 2.117 mdpl. selain pemandangannya yang indah, di lereng Gunung Rogojembangan ini anda juga seklaian dapat mengunjungi Curug Muncar yang berada di lerengnya.9. Kawasan Wisata Linggo Asri
Salah satu destinasi di Pekalongan yang juga sangat ternal sebagai wisata keluarga adalah kawasan wisata di Linggo Asri. Ada berbagai macam pilihan wisata yang ditawarkan di kawasan wisata ini seperti rafting atau arung jeram, flying fox, trekking, outbond, taman bermain, kebun binatang mini dll. Lokasi Linggo Asri yang berada di perbukitan menambah suasana menjadi sejuk dan asri. Kawasan wisata Linggo Asri berada di Desa Linggo Asri Kecamatan kajen Kabupaten Pekalongan, Banyak orang yang menyebt Linggo Asri dengan singkatan "LA".10. Desa Wisata Lolong
Tempat wisata selanjutnya Desa wisata Lolong. Desa Wisata ini dapat dikategorikan sebagai wisata adventure karena yang menjadi unggulan di Desa Wisata Lolong adalah Arung Jeram di sungai Singkarang. Sungai Singkarang adalah sungai yang melintasi Desa Lolong ini, dimana sungai ini memiliki air yang jernih serta arus yang cukup deras. Saat musim durian, di Desa Lolong banyak sekali ditemukan durian karena penduduk yang membudidayakan durian. anda dapat mencoba datang di Desa Wisata Lolong, Kec Karanganyar Kab Pekalongan.11. Museum Batik
Pekalongan terkenal dengan Batik Khasnya yang diberi nama Batik Pekalongan. Batik Pekalongan merupakan sebuah warisan budaya yang sudah ada sejak aman dahulu dan dibuat secara turun temurun sampai sekarang ini. Kota Pekalongan diakui sebagai Kota Batik Internasional. Oleh karena itu sangatlah beralasan apabila di Kota ini dibangun sebuah Museum Batik. Di dalam Museum Batik di Pekalongan ini disimpan koleksi sebanyak 1149 batik serta berbagai macam benda yang berhubungan dengan batik termasuk alat membuat batik itu sendiri.12. International Batik Center
Setelah melihat berbagai macam koleksi batik di Museum Batik, tak lengkap rasanya apabila tidak membawa batik sebagai oleh-oleh khas dari Pekalongan. Untuk memperolah barang yang bagus dengan berbagai macam pilihan, anda harus mencoba mengunjungi International Batik Center. Di International Batik Center ini dijual berbagai macam koleksi Batik yang tidak hanya ari Pekalongan sendiri namun juga koleksi batik dari daerah lain seperti Cirebon, Solo dll. Lokasi International Batik Center adalah di Jalan A Yani Nomor 573 Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.Demikian tadi informasi seputar 12 Tempat Wisata di Pekalongan yang Banyak dikunjungi Wisatawan. Kami yakin potensi wisata yang ada di Kota dan Kabupaten Pekalongan tidak hanya 12 tempat wiata diatas. Namun pastinya banyak Wisata Pekalongan lain yang apabila dikembangkan dapat menjadi obyek wsiata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Sabtu, 15 April 2017
WISATA KELUARGA TAMAN BUNGA
Berwisata Keluarga ke Taman Bunga Nusantara

Berwisata Keluarga di taman bunga dengan udara sejuk
tentu merupakan hal yang menyenangkan. Daerah seluas kurang lebih 35 hektar dengan
hamparan tanaman hijau, bunga-bunga cantik yang tertata rapi, dan bebas
polusi. Itulah gambaran dari tempat rekreasi Taman Bunga Nusantara di
Puncak. Beralamat di Jl. Mariwati KM 7, Desa Kawungluwuk, Kecamatan
Sukaresmi, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, taman ini menyajikan berbagai
jenis bunga baik bunga lokal maupun yang berasal dari luar negeri.Taman Bunga Nusantara, yang telah berdiri pada
tahun 1995.
Anda dapat melihat sebuah taman yang sangat luas sejauh mata memandang.
Di depan pintu masuk, Anda bisa mengabadikan suasana berfoto
bersama teman atau keluarga dengan patung burung merak. Burung merak ini sangat
unik karena disusun dari berbagai tanaman dan bunga. Selain burung
merak, ada juga yang disusun menyerupai kelinci, panda, dan binatang
lainnya.
Bila Anda lupa dengan waktu kedatangan Anda, jangan khawatir,
karena terdapat jam raksasa yang selalu berputar. Jam ini terbuat dari
tanaman dan berputar seperti jam pada umumnya. Namun, Anda harus berada
pada ketinggian tertentu untuk bisa melihat jam raksasa ini, karena
posisinya yang mendatar.

Hal unik lainnya dari salah satu Wisata Jawa ini adalah Taman Labirin. Sebuah taman yang berdinding tanaman menyerupai tembok pembatas setinggi manusia dan membentuk lorong-lorong di mana tujuan akhir Anda memasuki labirin ini adalah mencapai daerah yang terdapat di tengah labirin ini. Namun, bila Anda tidak ingin tersesat, Anda bisa berkomunikasi dengan teman Anda yang menaiki sebuah menara pengawas yang berjarak kira kira 20 meter dari pintu masuk labirin.Taman yang luas ini merupakan tempat favorit bagi anak-anak yang senang berlari-lari. Di Taman Bunga Nusantara juga menyediakan berbagai taman lain dengan suasana berbeda. Tanaman dan bunga pada taman ini merupakan ciri khas dari daerah-daerah tersebut. Begitu juga dengan dekorasi taman yang telah disesuaikan, sehingga Anda dapat merasakan suasana daerah masing-masing.
Fasilitas lainnya yang membuat obyek Wisata Jawa Barat ini digemari
adalah danau angsa, amphi theater, kereta datto, mobil wira-wiri bila
Anda ingin berkeliling taman tanpa perlu berjalan kaki yang dilengkapi
dengan rekaman sura pemandu yang menjelaskan tentang tempat ini. Di
dekat pintu keluar, Anda akan melihat rumah kaca dengan luas 2.200 m2
dengan lebih dari 3000 panel kaca yang menyimpan beraneka macam tanaman.
Sebelum pulang, jangan lupa untuk membeli souvenir di toko souvenir,
ataupun membeli koleksi tanaman hias di bursa bunga dan tanaman hias.
Maka, perlu dipikirkan apakah Taman Bunga Nusantara akan menjadi tempat
wisata Anda berikutnya untuk mengisi waktu liburan Anda.

Itulah sedikit cerita tentang taman bunga nusantara nan elok dengan berbagai bentuk bunga dan macam macam bunga semoga menjadi tempat wisata liburan teman-teman berikutnya.TERIMA KASIH dari kami SEMERU TOUR & TRAVELSEMERU TOUR OUT BOND JOGJA
OUTBOND WISATA JOGJA (A) Tujuan Wisata : Museum Biologi UGM, Outbond Tepi Pantai, Malioboro, Pabrik Bakpia.
OUTBOND WISATA JOGJA (B) Tujuan Wisata : Pantai Indrayanti, Outbond Tepi Pantai Baron, Malioboro.
C. Fasilitas
1. Bus Pariwisata AC Seat 2-2
2. Snack 1x
3. Makan Prasmanan 1x
4. Tiket Pintu pertama di semua Destinasi
5. Foto Dokumentasi Rombongan
6. Air Mineral + Spanduk MMT
8. P3K + Tour Leader
9. Free Parkir & Tips Sopir + Kernet
Harga untuk paket: A. Rp.165.000.-/pack (Min 50 org)
B. Rp.180.000,-/pack (Min 50 org)
NB : Harga atau Tujuan bisa berubah sewaktu-waktu.
Kunjungi Kami
Alamat Kantor SEMERU TOUR & TRAVEL :Jl.Grompol-Jambangan KM.7 Kajen Celep Kedawung Sragen...Tlp 081326444530-085747544433 WA :081524444530
Blog : semerutourandtravele.blogspot.co.id
SEMERU TOUR BALI
PAKET HARGA TOUR BALI 4 H 3 M
Harga Penawaran :
Bus Besar (50
Seats) : Rp 850.000,-
Tujuan Wisata : Cah Ayu,
Pasar Sukawati, Joger, P. Kuta, Bedugul, P. Dreamland Tanjung Benoa,
Tanah Lot, Bajra Sandhi
PAKET HARGA TOUR BALI 5
H 4 M
Harga Penawaran :
Bus Besar (50
Seats) : Rp 1.100.000,-
Tujuan Wisata :Tanjung
Benoa, Tanah Lot, Joger, P. Kuta, Bedugul, P.Dreamland, GWK, Bajra Sandhi,
P.Kuta, Cah Ayu, Pasar Sukawati, Tari Barong, P. Pandawa.
Fasilitas
1. Bus Pariwisata Seat
2-2 Reclening seat.
2. Snack 1x
3. Makan Prasmanan
(Pagi-Siang-Malam)
4. Tiket Retribusi semua
Destinasi
5. Hotel AC (TV,Double Bad)
6. Foto dokumen untuk rombongan (jika diperlukan)
7. Free Air Mineral 3 x sehari
8. Free Parkir Tol + Penyeberangan
9. Tour Leader/Tour Guide + P3K
10.Spanduk Kegiatan
PAKET HARGA TOUR BALI 4 H 3 M
Harga Penawaran :
Bus Besar (50
Seats) : Rp 850.000,-
Tujuan Wisata : Cah Ayu,
Pasar Sukawati, Joger, P. Kuta, Bedugul, P. Dreamland Tanjung Benoa,
Tanah Lot, Bajra Sandhi
PAKET HARGA TOUR BALI 5
H 4 M
Harga Penawaran :
Bus Besar (50
Seats) : Rp 1.100.000,-
Tujuan Wisata :Tanjung
Benoa, Tanah Lot, Joger, P. Kuta, Bedugul, P.Dreamland, GWK, Bajra Sandhi,
P.Kuta, Cah Ayu, Pasar Sukawati, Tari Barong, P. Pandawa.
Fasilitas
1. Bus Pariwisata Seat
2-2 Reclening seat.
2. Snack 1x
3. Makan Prasmanan
(Pagi-Siang-Malam)
4. Tiket Retribusi semua
Destinasi
5. Hotel AC (TV,Double Bad)
6. Foto dokumen untuk rombongan (jika diperlukan)
7. Free Air Mineral 3 x sehari
8. Free Parkir Tol + Penyeberangan
9. Tour Leader/Tour Guide + P3K
10.Spanduk Kegiatan
NB : Harga atau Tujuan
bisa berubah sewaktu-waktu
menyesuaikan situasi dan
permintaan peserta.
![]()
|
SEMERU TOUR LAMONGAN
Semeru Tour & Travel menyediakan paket wisata Sragen-Wbl dengan penjemputan di wilayah Sragen & Sekitarnya.
Tujuan :
- Lamonga
2.Jembatan Suramadu
*Merupakan pilihan
NB : - Objek wisata tersebut adalah alternative dari peket penawaran & dapat diubah sesuai kesepakatan bersama.-Harga bisa menyesuaikan dengan budget yang ada.
FASILITAS : - Bus pariwisata (AC, reclining seat, LCD TV, musik.).
- Makan 3x prasmanan.
- Snack 1x waktu pemberangkatan.
- P3K
- Tiket obyek wisata sesuai dengan paket
- Tempat transit yang nyaman.
- Dokumentasi Video & Foto (DSLR)
- Tour Leader
- Spanduk Kegiatan
- Parkir, DLL.
- Harga Rp.390.000.- / pack ( Min 50 org)
SEMERU TOUR RELIGI WALI 5 JAWA TIMUR 2 M 1 D
TUJUAN :
Makam KH Gusdur
Makam Sunan Ampel
Makam Sunan Gresik
Makam Sunan Drajat (Lamongan)
FASILITAS:Makam KH Gusdur
Makam Sunan Gresik
a.Bus AC / Karoke
b.P3K + Air Mineral
c.Tour Leader
d.Tiket Masuk Area Religi
f.Harga Rp.170.0000/ Pack (Min 50 org)
SEMERU TOUR RELIGI JAWA TIMUR 2 M 1 D
TUJUAN :
Makam KH Gusdur (JOMBANAG)

Masjid Tiban (TUREN)
FASILITAS ;
a.Bus AC /Non AC Set 22 (Karoke)
b.Makam 3 Kali - Snack 1 Kali
c.P3K Tour Leader
d.Tiket Masuk Area Wisata
e.Harga Rp.240.000/Pack (Min 50 org)
Makam KH Gusdur (JOMBANAG)

FASILITAS ;
a.Bus AC /Non AC Set 22 (Karoke)
b.Makam 3 Kali - Snack 1 Kali
c.P3K Tour Leader
d.Tiket Masuk Area Wisata
e.Harga Rp.240.000/Pack (Min 50 org)
SEMERU TOUR RELIGI JAWA TENGAH 2 M 1 D
TUJUAN:
MAKAM SUNAN MURIA
MAKAM SUNAN MURIA
FASILITAS :
-.Bus AC / Non AC set 22 (Karoke)
-.P3K + Tour Leader
-.Tiket Masuk Obyek Religi
-.Harga Rp.1.28000 / Pack (Min 50 org)
-.Bus AC / Non AC set 22 (Karoke)
-.P3K + Tour Leader
-.Tiket Masuk Obyek Religi
-.Harga Rp.1.28000 / Pack (Min 50 org)
SEMERU TOUR RELIGI MAGELANG
Makam Kyai Maksum Tempuran

Makam Kyai Maksum Tempuran merupakan makam salah seorang Kyai ternama di Indonesia. Beliau sering dipanggil dengan nama Mbah Maksum. Letak makam tersebut ada di Dusun Punduh Kidul, Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Karena cukup tersohor, tak heran jika makam beliau tak pernah sepi dari peziarah. Para peziarah tersebut tak hanya berasal dari masyarakat sekitar melainkan dari penjuru kota yang ada di negeri ini, . Hampir tiap tahun, di kompleks pemakaman ini juga selalu diadakan pengajian umum. Dan tentu saja, jamaah selalu ramai berdatangan untuk ikut menyaksikan pengajian, sekaligus berziarah di makam tersebut.
Mbah Maksum sendiri merupakan ayahanda dari KH Ali Maksum yang berasal dari Krapyak, Yogyakarta. Nama asli beliau adalah Muhammadun. Menurut catatan sejarah, Mbah Maksum lahir pada tahun 1868 dari pasangan H. Ahmad dan Qosimah. Menurut silsilah keluarga dari sang Ayah, Mbah Maksum tercacat masih memiliki hubungan darah dengan Sultan Minangkabau bahkan bersambung hingga Rasulullah. Sejak kecil, Mbah Maksum sudah terbiasa menimba ilmu agama. Perjalanan keagamaannya dimulai semenjak beliau diserahkan oleh sang Ayah kepada Kyai Nawawi, Jepara. hampir seluruh hidup Mbah Maksum atau Kyai Maksum diperuntukkan untuk masyarakat luas, khususnya masyarakat kelas bawah, Perjalanan Kyai Maksum atau Mbah Maksum dalam menimba ilmu keagamaan tak hanya di sekitaran Lasem saja. Beliau menjelajah hingga ke Jepara, Kudus, Kajen, Sarang Rembang, Bangkalan, Solo, Termas hingga Makkah. Mbah Maksum juga sudah terbiasa hidup zuhud. Berbagai pekerjaan sudah beliau lakoni, seperti berdagang baju, dari salah satu tempat ketempat lainnya. Namun disela-sela kesibukannya tersebut, beliau masih menyempatkan untuk mengajar umat, dan selalu berkunjung ke Tebu ireng untuk mengaji di sana.
Gunung tidar, pakunya tanah jawa
Namun setelah syeikh subakir berhasil menaklukkan gunung tidar yang
pertama kali den
Gunung tidar yang berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut ini pun dalam legenda dikenal dengan pakunya pulau jawa dan memiliki sejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa indonesia. Menurut cerita yang ada konon gunung tidar tidak ada yang berani mendatangi kawasan ini karena tempat ini ditunggu oleh jin dan setan yang dipimpin oleh kyai semar namun bukan semar punokawan yang di maksud di cerita ini. Setiap ada orang yang berniat untuk tinggal di gunung tidar ini maka kyai semar akan mengutus anak buahnya yang berupa raksasa-raksasa untuk memangsanya.
mengalahkan jin penunggu gunung tidar maka keberadaan gunung tidar mulai banyak dikunjungi orang. Syeikh Subakir merupakan orang yang berasal dari Turki yang datang bersama syeikh Jangkung untuk menyebarkan agama islam. Sampai akhir hayatnya syeikh Subakir berada di gunung tidar, dan makamnya dapat kita jumpai di atas gunung tidar tersebut yang hingga saat ini sebagai tempat ziarah kubur menjelang bulan ramadhan tiba. Selain makam syeikh Subakir ada makam yang panjangnya 7 meter yang merupakan makam Kyai Sepanjang, Kyai Sepanjang merupakan tombak dari Syeikh Subakir untuk mengalahkan para Jin Gunung tidar.
Untuk mencapai puncak tidar tidak dibutuhkan waktu yang lama hanya sekitar 30 menit, dengan keberadaannya yang masih alami terdapat pohon pinus . Dipuncak gunung tidar terdapat lapangan yang luas dan ditengah lapangan tersebut terdapat Tugu dengan simbol So dalam huruf jawa dalam tiga sisinya dan menurut juru kunci hal itu berarti Sopo Salah Seleh atau begitulah sedikit gambaran dari juru kunci Gunung tidar trsebut, kurang lebihnya begitu . Tugu inilah yang disebut sebagai pakunya tanah jawa yang membuat keberadaan tanah jawa tetap tenang dan aman. berikut kisah syeikh subakir
Gunung tidar yang berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut ini pun dalam legenda dikenal dengan pakunya pulau jawa dan memiliki sejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa indonesia. Menurut cerita yang ada konon gunung tidar tidak ada yang berani mendatangi kawasan ini karena tempat ini ditunggu oleh jin dan setan yang dipimpin oleh kyai semar namun bukan semar punokawan yang di maksud di cerita ini. Setiap ada orang yang berniat untuk tinggal di gunung tidar ini maka kyai semar akan mengutus anak buahnya yang berupa raksasa-raksasa untuk memangsanya.
mengalahkan jin penunggu gunung tidar maka keberadaan gunung tidar mulai banyak dikunjungi orang. Syeikh Subakir merupakan orang yang berasal dari Turki yang datang bersama syeikh Jangkung untuk menyebarkan agama islam. Sampai akhir hayatnya syeikh Subakir berada di gunung tidar, dan makamnya dapat kita jumpai di atas gunung tidar tersebut yang hingga saat ini sebagai tempat ziarah kubur menjelang bulan ramadhan tiba. Selain makam syeikh Subakir ada makam yang panjangnya 7 meter yang merupakan makam Kyai Sepanjang, Kyai Sepanjang merupakan tombak dari Syeikh Subakir untuk mengalahkan para Jin Gunung tidar.
Untuk mencapai puncak tidar tidak dibutuhkan waktu yang lama hanya sekitar 30 menit, dengan keberadaannya yang masih alami terdapat pohon pinus . Dipuncak gunung tidar terdapat lapangan yang luas dan ditengah lapangan tersebut terdapat Tugu dengan simbol So dalam huruf jawa dalam tiga sisinya dan menurut juru kunci hal itu berarti Sopo Salah Seleh atau begitulah sedikit gambaran dari juru kunci Gunung tidar trsebut, kurang lebihnya begitu . Tugu inilah yang disebut sebagai pakunya tanah jawa yang membuat keberadaan tanah jawa tetap tenang dan aman. berikut kisah syeikh subakir
Di
Magelang terdapat sebuah bukit yang berada di tengah-tengah kota. Bukit
itu sangat terkenal karena menjadi salah satu tempat para taruna
AKABRI. Bahkan bukit itu menjadi salah satu ciri khas kota itu. Namanya
bukit Tidar, atau lebih dikenal sebagai Gunung Tidar. Konon Gunung Tidar
merupakan pusat atau titik tengah Pulau Jawa.
Syahdan, dahulu kala Tanah Jawa ini masih berupa hutan belantara yang
tiada seorangpun berani tinggal di sana. Sebagian besar wilayah Jawa ini
dahulu masih dikuasai
berbagai makhluk halus. Konon Tanah Jawa yang dikelilingi laut ini bak
perahu yang mudah oleng oleh ombak laut yang besar. Maka melihat itu
para dewata segera mencari cara untuk mengatasinya.
Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang
tidak pernah tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa
untuk tugas menenangkan pulau ini. Mereka membawa sejumlah bala tentara
menuju Pulau Jawa sebelah barat. Namun, tiba-tiba Pulau Jawa kembali
oleng dan berat sebelah karena para dewa dan bala tentara hanya
menempati wilayah barat. Agar seimbang, sebagian dikirim ke timur. Namun
usaha ini tetap gagal.
Melihat kenyataan itu maka para dewa sibuk mencari jalan pemecahan.
Setelah beberapa waktu berembug, maka didapatkanlah sebuah ide
cemerlang. Mau tak mau para dewa harus menciptakan sebuah paku raksasa,
dan paku itu akan ditancapkan di pusat Tanah Jawa, yaitu titik tengah
yang dapat menjadikan Pulau Jawa seimbang. Paku raksasa yang ditancapkan
itu konon dipercaya sebagian masyarakat sebagai Gunung Tidar. Dan
setelah paku raksasa itu ditancapkan, Pulau Jawa menjadi tenang dari
hantaman ombak.
Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, Gunung Tidar pada mulanya hanya
ditinggali oleh para jin dan setan yang konon dipimpin oleh salah satu
jin bernama Kyai Semar. Kyai Semar tidak sama dengan tokoh Semar dalam
dunia pewayangan. Kyai Semar yang menguasai Gunung Tidar ini konon jin
sakti yang terkenal seram. Setiap ada manusia yang mencoba untuk tinggal
di sekitar Gunung Tidar, maka tak segan Kyai Semar mengutus anak
buahnya yang berupa raksasa-raksasa dan genderuwo untuk memangsanya.
Alkisah, datanglah seorang manusia yang terkenal berani untuk mencoba
membuka wilayah Tidar untuk ditinggali. Kesatria berani ini berasal dari
tanah jauh. Konon ia berasal dari negeri Turki, bernama Syekh Bakir dan
ditemani Syekh Jangkung. Kedua syekh ini disertai juga oleh tujuh pasang
manusia, dengan harapan dapat mengembangkan masyarakat yang kelak
mendiami wilayah itu.
Mendengar kabar itu, Kyai Semar murka. Diseranglah mereka oleh anak buah
Kyai Semar, dan tiada seorangpun yang selamat kecuali Syekh Bakir yang
sakti, soleh, dan sabar. Setelah bertapa selama 40 hari 40 malam, ia
bertemu dengan kyai Semar.
“Hei, Ki Sanak, berani benar kau berada di wilayah kekuasaanku tanpa
permisi. Siapakah engkau dan apa mau mu berada di wilayah ini,” kata Kyai
Semar.
“Duh penguasa wilayah Tidar, ketahuilah olehmu bahwa namaku Syekh Bakir,
asalku dari negeri Turki nan jauh di sana. Adapun kedatanganku kemari
untuk membuka tempat dan aku akan tinggal di sini bersama saudara dan
sahabatku,” jawab Syekh Bakir dengan tenang.
“Adakah kau tahu bahwa daerah ini adalah daerah kekuasaanku? Siapapun
tak boleh tinggal di sini. Jika tiada peduli, maka aku akan mnegutus
anak buahku untuk menumpas kalian tanpa sisa.”
“Hai engkau yang mengaku sebagai penguasa Gunung Tidar, tidakkah kau
tahu bahwa tiada yang dapat melebihi kekuasaan Allah? Allah menciptakan
manusia untuk menjaga dan memelihara alam semesta ini, bukan untuk
menguasainya secara semena-mena,” kata Syekh Bakir.
“Hei manusia, sebelum kemarahanku memuncak, tinggalkan tempat ini!
Ketahuilah bahwa tempat ini sudah menjadi milikku, dan jangan mencoba
merampasnya.” Syekh Bakir terdiam.
Mendengar ancaman Kiai Semar, ia lalu mengalah. Tetapi bukan berarti ia
menyerah kalah. Tetapi sebaliknya Syekh Bakir hendak menyiapkan diri
lebih baik untuk mengalahkan Kyai Semar dan bala tentaranya.
Sesampai di negeri Turki, ia mengambil sebuah tombak sakti yang bernama kyai Panjang. Selain itu, ia pun menyiapkan lebih banyak lagi manusia
yang akan diajak serta untuk membuka tempat tinggal baru di Tidar.
Sesampainya kembali di Tidar, berpasang-pasang manusia yang diajak serta
oleh Syekh Bakir tinggal lebih dulu di daerah sebelah timur Gunung Tidar
yang sekarang dikenal dengan nama desa Turunan. Konon desa itu berasal
dari makna “turunan”. Ada yang mengatakan arti dari turunan itu adalah
keturunan, tetapi ada yang menganggapnya sebagai daerah pertama kali
sahabat-sahabat Syekh Bakir diturunkan dan tinggal di tempat itu untuk
sementara waktu.
Setelah itu Syekh Bakir berangkat sendiri ke puncak Gunung Tidar untuk
bersemadi. Tombak pusaka sakti Syekh Bakir ditancapkan tepat di puncak
Tidar sebagai penolak bala. Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa
panas yang bukan main bagi Kyai Semar dan wadyabalanya.
Merekapun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Kyai Semar
dan sebagian tentaranya melarikan diri ke timur dan konon hingga
sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian
masyarakat sebagai wilayah yang angker. Bahkan sebagian lagi anak buah
Kyai Semar ada yang melarikan diri ke alas Roban, bahkan ke Gunung
Srandil. Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan dimakamkan
di puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kyai Panjang.
Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan
para jin dan makhluk halus. Syekh Bakir pun akhirnya memboyong
sahabat-sahabatnya untuk membuka tempat tinggal baru di Gunung Tidar dan
sekitarnya
Syekh Subakir, sangat
berjasa dalam menumbali tanah Jawa, ”Dalam legenda yang beredar di Pulau
Jawa dikisahkan, Sudah beberapa kali utusan dari Negeri Arab, untuk
menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada
umumnya tapi telah gagal secara makro. Disebabkan orang-orang Jawa pada
waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Dengan tokoh-tokoh
gaibnya masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar Pulau Jawa. Para
ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang
sangat berat, meskipun berkembang tetapi hanya dalam lingkungan yang
kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Secara makro dapat dikatakan
gagal. Maka diutuslah Syekh Subakir untuk menyebarkan agama Islam dengan
membawa batu hitam yang dipasang oleh Syekh Subakir di seantero
Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di
gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu
hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk : Jin, setan dan
mahluk halus lainnya. Syekh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari
mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “ Walaupun kamu
sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di
tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu
wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata Jin, “Aku masih
dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang
imannya masih lemah”.
Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir
berasal dari Rum). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama
dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I
dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404,
mereka diantaranya:
1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat.|
Itulah sedikit cerita dari kami SEMERU TOUR & TRAVEL semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang islam dan para penyebarnya...
Itulah sedikit cerita dari kami SEMERU TOUR & TRAVEL semoga bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang islam dan para penyebarnya...
Langganan:
Postingan (Atom)